Halaman

Rabu, 07 Oktober 2009

Reka-Reka Taman Tengah Mungil

Masalah yang banyak dihadapi oleh pemilik rumah di kompleks perumahan adalah keterbatasan luas lahan. Keterbatasan luas ini seringkali memacu pemilik rumah untuk memanfaatkan setiap jengkal lahan yang dimilikinya menjadi ruangan. Dus, tak ada area terbuka tersisa di bagian belakang rumah. Hal ini menyebabkan sirkulasi udara dan ketersediaan cahaya bagi rumah sangat kurang, karena hanya ada satu bukaan, yaitu di bagian muka rumah.

Kurangnya bukaan di rumah menjadikan kesehatan penghuni dipertaruhkan. Selain pertimbangan kesehatan, tak adanya bukaan di bagian belakang rumah akan meniadakan ventilasi silang (cross ventilation). Hal ini membuat udara panas terjebak di dalam rumah dan kondisi menjadi kurang nyaman bagi penghuni.

Salah satu solusi untuk mengantisipasi udara panas yang terjebak adalah dengan membuat bukaan kecil di bagian tengah rumah. Mengapa di tengah? Karena umumnya, ruangan-ruangan yang tidak mendapat bukaan sebagai sumber cahaya dan udara berada di bagian tengah rumah (khususnya pada rumah dengan bentuk memanjang).

Bukaan mungil di tengah rumah menjadikan sisa lahan di belakang masih bisa dimanfaatkan menjadi ruangan. Bukaan ini bisa Anda desain menjadi sebuah taman. Karena berupa taman—yang jelas tidak “menolak” jika tersiram air hujan—Anda bisa membuat model atap yang terbuka sehingga udara segar dan sinar matahari lebih leluasa masuk.

Ukuran yang kecil, bukanlah halangan bagi Anda untuk menyulap bukaan ini menjadi taman yang cantik. Sehingga, selain tujuan fungsional untuk mengalirkan udara segar dan sinar matahari tercapai, taman mungil di tengah rumah ini juga bisa menambah keindahan interior rumah. Berikut Anda bisa mencontek beberapa desain taman tengah ukuran mungil.

Aksen Dua Gentong

Taman tengah yang satu ini seluruh areanya dihabiskan menjadi kolam. Pemakaian air membantu menciptakan suasana lebih sejuk di dalam rumah. Untuk menambah kedinamisan kolam, pemilik menambahkan air terjun mungil yang dialirkan melalui gentong tanah liat.

Lokasinya yang “terjepit” di tengah rumah, membuat taman tengah ini hanya mendapat sedikit sinar matahari. Karena itu, jenis tanaman yang dipakai sebaiknya yang tahan keteduhan. Tanaman hias daun akan menjadi pilihan yang baik. Selain pilihan tanaman, pemeliharaan kolam juga perlu diperhatikan benar, karena akan lebih mudah berlumut.


Mungil Dengan Batu Alam

Taman tengah ini benar-benar mungil. Ukurannya tak sampai 2m x 2m, namun tetap bisa menghadirkan sejuk dan gemericiknya elemen air. Dengan prinsip “kecil pun bisa tampil cantik”, air terjun dibuat dengan desain undak-undakan mungil. Konstruksi undak-undakan ini juga bermanfaat untuk menutupi instalasi pipa dan pompa air yang agak kurang sedap dipandang mata.

Materi yang digunakan untuk undak-undakan adalah bata dan semen yang dilapisi batu alam. Batu alam juga dipilih sebagai elemen pengisi lain di taman ini. Kesan yang didapat dari pemakaian batu alam adalah teduh dan alami. Agar tidak terlalu ramai, tanaman yang digunakan hanya tiga macam saja dan semuanya adalah tanaman hias daun.

Kering Tetap Oke

Pemilik rumah ini tidak ingin direpotkan dengan tanah yang belepotan. Karena itu desain yang dipilih adalah perkerasan yang ditutup hamparan batu koral putih. Agar senada, dinding di bagian belakang dilapis dengan batu alam warna putih krem.

Unsur tanaman perlu ditambahkan agar bukaan berbentuk persegi panjang ini tetap tampil asri. Penanaman dengan menggunakan pot justru mempermudah perawatan, karena seminggu sekali tanaman bisa dikeluarkan ke halaman depan agar mendapat sinar matahari penuh.

Etnik Dengan Guci Antik

Bukaan yang satu ini dibuat dengan meninggikan level lantai dan membuat semacam “bak”. Selanjutnya, bak diisi dengan batu koral putih. Sebagai aksen, di sana-sini diletakkan batu kali. Dinding bagian belakang dilapisi dengan motif batu alam buatan agar terkesan lebih alami.

Hiasan yang ditambahkan adalah guci-guci antik dan kerang-kerangan. Warna tanah liat guci serasi bersanding dengan warna dinding belakang yang kecoklatan. Sementara kerang yang berwarna-warni menambahkan aksen di antara dominasi coklat dan hijau.

Kuning Yang Apik

Rumah yang ini bentuknya memanjang. Untuk mengatasi kekurangan cahaya dan udara dibuatlah bukaan di sisi kiri bangunan. Untuk mendandani bukaan ini dibuatlah air terjun pada dinding yang dilapis batu alam model susun sirih.

Agar ceria, dipilihlah warna kuning untuk dinding dan batu alam warna coklat kekuningan sebagai pelapis bak penampung air. Tanaman sirih belanda diatur menjuntai dari atas dinding air terjun untuk menyemarakkan suasana.

Agar Aman

Agar keamanan rumah tetap terjaga, maka bagian atas bukaan sebaiknya diberi jeruji pengaman. Dengan demikian, bukaan tetap maksimal, tetapi tamu tak diundang tak bisa masuk.



(http://www.tabloidrumah.com/cia)

Tidak ada komentar: